Ia pertama kali terjun ke dunia pemerintahan sebagai Wakil Gubernur Banten mendampingi Ratu Atut Chosiyah pada 2011.
Karir politiknya terus meroket hingga akhirnya ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Banten oleh Presiden SBY pada 2014, menggantikan Ratu Atut yang dinonaktifkan terkait kasus suap Pilkada di Mahkamah Konstitusi (MK).
Pencalonan Rano Karno bersama Pramono Anung ini juga sekaligus menepis spekulasi bahwa PDI Perjuangan akan mengusung Anies Baswedan untuk Pilgub DKI Jakarta.
Keputusan ini menunjukkan arah baru yang diambil oleh partai tersebut, di mana mereka juga secara bersamaan akan mendaftarkan pasangan calon untuk Pilgub di provinsi lain seperti Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Selatan.
Menariknya, Humas Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Djuyamto, mengungkapkan bahwa Pramono Anung telah memenuhi syarat pencalonan gubernur dengan diterbitkannya tiga Surat Keterangan (SK) dari pengadilan.
Surat tersebut mencakup keterangan bahwa Pramono Anung tidak pernah menjadi terdakwa, tidak sedang dicabut hak pilihnya, dan tidak memiliki tanggungan utang atas nama pribadi maupun badan hukum yang menjadi tanggung jawabnya.
Dengan segala persiapan ini, Pramono Anung dan Rano Karno kini siap bertarung di kancah Pilgub DKI Jakarta 2024, membawa harapan besar dari PDI Perjuangan untuk merebut kembali kursi kepemimpinan ibu kota.
Pertanyaannya sekarang, apakah “Si Doel” akan benar-benar menjadi Gubernur Jakarta seperti yang diimpikan oleh Babe?
Publik pun menunggu jawabannya dengan penuh antusiasme. ***