Kabar mengejutkan datang dari Timur Tengah! Pemimpin tertinggi Hizbullah, Hassan Nasrallah, dilaporkan tewas dalam serangan udara yang dilakukan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Beirut, Lebanon.
Serangan tersebut juga menewaskan beberapa komandan senior Hizbullah lainnya, termasuk Ali Karki, yang dikenal sebagai Komandan Front Selatan Hizbullah.
Pengumuman ini dirilis oleh militer Israel pada Sabtu pagi waktu setempat, di mana mereka mengklaim bahwa serangan udara tersebut adalah bagian dari operasi yang lebih besar untuk menumpas kekuatan Hizbullah.
Kelompok yang berbasis di Lebanon ini dikenal sebagai salah satu aktor utama dalam konflik panjang antara Israel dan kelompok-kelompok bersenjata di wilayah tersebut.
Serangan di Jantung Beirut
Menurut pernyataan resmi IDF, serangan udara tersebut menargetkan beberapa lokasi strategis di ibu kota Lebanon, termasuk fasilitas penyimpanan rudal yang diklaim digunakan oleh Hizbullah.
Tim lapangan CNN yang berada di Beirut melaporkan adanya ledakan besar yang mengguncang wilayah tersebut, menambah ketegangan yang sudah memuncak.
Serangan paling mematikan terjadi di kawasan Dahieh, sebuah daerah di Beirut yang dikenal sebagai markas besar Hizbullah.
IDF mengungkapkan bahwa serangan tersebut diarahkan ke markas bawah tanah organisasi tersebut, yang terletak di bawah bangunan tempat tinggal sipil.
Tindakan ini menjadi kontroversi, mengingat banyaknya laporan yang menyebutkan korban sipil dalam insiden tersebut.
“Ini adalah pukulan telak bagi organisasi teroris Hizbullah. Hassan Nasrallah, salah satu pendiri Hizbullah dan simbol perlawanan di wilayah tersebut, kini telah disingkirkan,” kata juru bicara IDF dalam pernyataan yang dikutip pada Sabtu pagi (28/9/2024).
Selain itu, IDF juga menegaskan bahwa serangan ini dilakukan ketika pimpinan senior Hizbullah sedang merencanakan serangan teroris terhadap Israel.
Respon Dunia Internasional
Kabar kematian Nasrallah segera menyebar luas dan memicu reaksi keras dari berbagai pihak.
Beberapa negara Barat, termasuk Amerika Serikat dan sekutunya, mendukung langkah Israel ini sebagai bagian dari upaya untuk mempertahankan keamanan di wilayah tersebut.
Di sisi lain, beberapa negara di Timur Tengah, terutama yang memiliki hubungan dekat dengan Hizbullah, mengecam tindakan tersebut dan menyebutnya sebagai eskalasi yang dapat memicu perang lebih luas.
Iran, yang merupakan salah satu pendukung utama Hizbullah, bereaksi keras terhadap kabar ini.