Waspada Penipuan Gaya Baru di 2024, Duit Rp 402 Miliar Raib Sekejap

Seorang karyawan di firma keuangan multinasional Hong Kong menjadi korban penipuan. Bahkan rekeningnya terkuras hingga US$ 25,6 juta atau Rp 393 miliar.

Modus penipuan ini melibatkan teknologi deepfake yang marak gara-gara pengembangan sistem kecerdasan buatan (AI). Deepfake merupakan teknik memodifikasi atau menciptakan konten visual berupa foto dan video dengan bantuan AI.

Bacaan Lainnya

Adapun, hasil ramuan tool deepfake bisa sangat realistis dan sulit dibedakan dengan yang asli. Di Indonesia, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pernah menjadi korban deepfake.Video Jokowi pidato dalam bahasa Mandarin sempat viral di internet dan menimbulkan kontroversi. Padahal, video itu adalah deepfake buatan AI.

Kembali ke kasus penipuan yang merugikan seorang karyawan keuangan, modus penipu menggunakan deepfake dan berpura-pura sebagai CFO perusahaan.

Kepolisian Hong Kong mengatakan sang CFO palsu melakukan panggilan video konferensi. Korban yang mengikuti panggilan video itu melihat ada banyak karyawan lain yang bergabung di dalam konferensi tersebut.

“Ternyata semua orang di dalam panggilan video itu adalah palsu,” kata Baron Cahn Shun-ching, anggota kepolisian Hong Kong.

Sebelum ikut dalam video call tersebut, sang korban mendapat email yang seakan-akan berasal dari CFO perusahaan cabang Inggris. Dalam email itu, disebutkan perusahaan cabang Hong Kong perlu melakukan transaksi rahasia.Sebenarnya korban sudah curiga ini adalah phising. Namun, setelah bergabung dalam video call dan melihat karyawan lain ada di sana, ia yakin bahwa email itu benar.

Ia akhirnya setuju mentransfer duit senilai HKD 200 juta atau sekitar US$ 25,6 juta, kata petugas kepolisian.

Ini bukanlah kasus pertama penipuan yang memanfaatkan deepfake untuk mengelabui korban. Kepolisian Hong Kong mengatakan sudah melakukan 6 penangkapan yang berhubungan dengan penipuan bermodus serupa. ***

Tinggalkan Balasan