Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, calon wakil presiden nomor urut 1, kembali menyerang Anies Baswedan, calon presiden nomor urut 3, yang juga merupakan Gubernur DKI Jakarta saat ini.
Ahok menyoroti program rumah DP 0 persen yang dijanjikan oleh Anies saat kampanye Pilkada DKI 2017, namun hingga kini belum terealisasi.
Dalam kampanye terbuka yang digelar di Bandung, Jawa Barat, Kamis (8/2/2024), Ahok mengatakan bahwa program rumah DP 0 persen adalah salah satu contoh kegagalan Anies dalam memimpin Jakarta. Ia menuding Anies telah menipu rakyat dengan janji-janji palsu yang tidak bisa ditepati.
“Di Jakarta, ada program rumah DP 0 persen. Tapi sampai sekarang, mana rumahnya? Mana kuncinya? Mana sertifikatnya? Ini kan nipu-nipu. Jangan mau pilih yang suka nipu-nipu. Masih ingat di Jakarta dulu kan? DP nol persen rumah, KJP boleh ditarik tunai. Orang percaya semua kan?” kata Ahok disambut tepuk tangan warga.
Ahok lalu menjelaskan, program itu sembari tertawa. Ia bilang, bila dengan DP rumah nol persen, semua orang akan mengambil itu, namun cicilan bisa mencapai 100 juta tiap bulan. Hal itu tentu akan memberatkan.
“Jadi maksud saya, tolong jangan diperdaya oleh orang yang lagi jual kecap. Semua jual kecap nomor satu kan? Hati-hati,” tegasnya.
Ahok juga mengungkit kembali penerapan Nawacita yang dijalankan Presiden Joko Widodo selama hampir 10 tahun memimpin bangsa ini.
Menurut dia, Nawacita yang dikerjakan Jokowi selama dua periode ini merupakan susunan dari PDIP. Sehingga, kata dia, pernyataan mengenai keberlanjutan akan sangat cocok dijalankan oleh Ganjar Pranowo, calon presiden nomor urut 1.
“Yang mengusul Nawacita sejak periode pertama Pak Jokowi itu PDI Perjuangan bos. Jadi bagi saya kalau mau meneruskan Nawacita yang udah jalan 10 tahun, saya butuh orang yang ngerti Nawacita,” kata Ahok.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu merasa aneh ada orang yang ingin mengganti program Nawacita yang sudah dikerjakan 10 tahun belakangan ini. Baginya itu sesuatu bahaya. Dia berpesan ke masyarakat untuk memberikan hak pilihnya secara jujur berlandaskan asas Pemilu. Ia tidak mau ada tekanan yang bermuara ke masyarakat. ***