Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono membantah isu yang menyebutkan mereka telah menghadap Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk mengajukan pengunduran diri dari Kabinet Indonesia Maju.
Isu tersebut muncul setelah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengumumkan keputusannya untuk mundur dari kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu (31/1/2024). Mahfud mengaku akan menyerahkan surat pengunduran dirinya secara resmi kepada Jokowi dalam waktu dekat.
Menanggapi isu tersebut, Sri Mulyani mengatakan bahwa ia masih menjalankan tugasnya sebagai Menteri Keuangan dengan penuh tanggung jawab dan profesionalisme. Ia juga menegaskan bahwa ia tidak pernah menghadap Megawati untuk membahas soal pengunduran diri.
“Saya tidak pernah menghadap Ibu Megawati untuk hal itu. Saya masih bekerja sesuai dengan amanat Presiden dan rakyat. Saya tidak merasa tidak nyaman di kabinet ini,” ujar Sri Mulyani saat ditemui di kantor Kementerian Keuangan, Jumat (2/2/2024).
Sri Mulyani juga membantah bahwa isu pengunduran dirinya telah mempengaruhi kondisi ekonomi, terutama nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Ia mengatakan bahwa fluktuasi nilai tukar adalah hal yang wajar dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik domestik maupun global.
“Nilai tukar rupiah tidak tergantung pada satu orang saja. Ada banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti kondisi ekonomi global, pasar keuangan, inflasi, defisit anggaran, dan lain-lain. Saya yakin Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dapat menjaga stabilitas nilai tukar rupiah,” tuturnya.
Sementara itu, Basuki juga membantah isu yang menyebutkan bahwa ia ingin mundur dari jabatannya sebagai Menteri PUPR. Ia mengatakan bahwa ia masih fokus untuk menyelesaikan berbagai proyek infrastruktur yang menjadi prioritas pemerintah.
“Isu itu tidak benar. Saya masih bertugas sebagai Menteri PUPR dan tidak ada rencana untuk mundur. Saya masih memiliki banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, seperti pembangunan jalan tol, bendungan, rumah rakyat, dan lain-lain,” kata Basuki saat dihubungi melalui telepon, Jumat (2/2/2024).
Basuki juga mengatakan bahwa ia tidak pernah menghadap Megawati untuk membicarakan soal pengunduran diri. Ia mengaku hanya bertemu dengan Megawati dalam acara-acara resmi atau sosial.
“Saya tidak pernah menghadap Ibu Megawati untuk hal itu. Saya hanya bertemu dengan beliau dalam acara-acara tertentu, seperti rapat konsolidasi partai, peringatan hari besar, atau ulang tahun. Saya tidak ada masalah dengan beliau atau dengan partai lain,” ujarnya.
Isu pengunduran diri Sri Mulyani dan Basuki sebelumnya dilaporkan oleh detikX yang bersumber dari kalangan internal PDI Perjuangan dan tim pemenangan Ganjar-Mahfud. Dalam laporannya, disebutkan bahwa Sri Mulyani dan Basuki merasa tidak nyaman bekerja di kabinet Jokowi yang dinilai sudah tidak netral dan condong ke Prabowo-Gibran menjelang Pilpres 2024.
Namun, isu tersebut dibantah oleh Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang mengatakan bahwa isu tersebut terlalu mengada-ngada. Ia menegaskan bahwa kondisi kabinet Jokowi masih kondusif dan para menteri bisa membedakan antara urusan pekerjaan dan politik.
“Itu kita rapat (dengan) Pak Pram (Pramono Anung), saya, Pak Arifin (Tasrif Menteri ESDM), dua-duanya dari PDIP kan. Sama presiden kami bercanda gurau, santai-santai saja. Mungkin yang merasa tidak nyaman itu yang ada sesuatu tapi kalau tidak ada sesuatu tak ada masalah,” kata Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (2/2/2024).
Sumber: detikX, Kompas.com