Imigrasi menjadi salah satu isu utama dalam pemilihan presiden AS tahun 2024. Mantan Presiden Donald Trump dan Presiden Joe Biden bersaing untuk menunjukkan siapa yang lebih mampu menangani krisis imigrasi di perbatasan AS dengan Meksiko. Kedua kandidat memiliki pandangan yang berbeda tentang bagaimana menyelesaikan masalah ini.
Trump mengandalkan retorika keras dan tindakan tegas untuk menghentikan arus imigran ilegal yang mencapai rekor tinggi dalam beberapa bulan terakhir.
Ia mengklaim bahwa perbatasan AS sangat berbahaya dan perlu diperkuat dengan tembok, penjaga, dan teknologi. Ia juga menolak untuk mendukung rancangan undang-undang reformasi imigrasi yang disusun oleh sekelompok senator bipartisan, yang ia anggap terlalu lunak dan tidak adil.
Ia bahkan memimpin upaya untuk memakzulkan Menteri Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas, yang ia tuduh gagal menjalankan kebijakan perbatasan.
Biden, di sisi lain, mengambil pendekatan yang lebih humanis dan kooperatif untuk menangani krisis imigrasi. Ia berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan negara-negara tetangga, seperti Meksiko dan Guatemala, untuk mengatasi akar penyebab migrasi.
Ia juga mendukung rancangan undang-undang reformasi imigrasi yang mencakup pengetatan persyaratan untuk mengajukan suaka, alokasi miliaran dolar untuk meningkatkan keamanan perbatasan dan kapasitas penahanan, serta memberikan jalan menuju kewarganegaraan bagi jutaan imigran ilegal yang sudah lama tinggal di AS.
Ia juga membatalkan sebagian besar kebijakan imigrasi Trump, seperti moratorium deportasi, pembangunan tembok perbatasan, dan inisiatif “Tetap di Meksiko”.